Cerita bermula ketika aku
masih kecil
Aku terlahir sebagai anak laki-laki
Disebuah keluarga yang sangat miskin
Bahkan untuk maka saja sering kali kekurangan
Ketika makan ibu
selalu memberikan
Bagian nasinya
untuk ku
Sambil memindahkan
nasi kmangkuk ku
Ibu berkata....
Makanlah nak.. aku tidak lapar
Kebohongan ibu yang pertama...
Ketika aku mulai
dewasa
Ibu elalu
meluangkan waktu senggangnya
Untuk pergi
memancing dikolam deket rumah
Ibu berharaf dari hasil pancingannya
Dia dapat memberikan sedikit
Makan bergizi untuk
pertumbuhanku....
Sepulang memancing
ibu memasak ikan
Yang segar yang
mengundang selera
sEwaktu-waktu aku
makan sup ikan itu
Ibu duduk
disampingku
Dan memakan sisa
ikan yang masih
Menem pel ditulang yang merupakan
Bekas sisa ikan
yang aku makan
Aku melihat ibu seperti itu
Hatiku juga tersentu lalu
dengan menggunakan sendok
Aku memberikan bagian ku pada ibuku
Tapi ibuku dengan cepat menolaknya
Ia berkata.. makan lah na...
Aku tidak suka makan ikan
Kebohongan itu yang ke dua....
Sekarang aku sudah
masuk sekolah menengah
Demi membiayai
sekolah abang dan kakakku
Ibu pergi
kekoperasi
Untuk membawa
sekotak mancis
Untuk ditempel dan
hasil tempelannya itu
Membuat sedikit
uang untuk menutupi
Kepentingan hidup
Dikala musim sejuk tiba aku bagun
Dari tempat tidurku melihat ibuku
Yang masih bertumpu pada liin kecil
Dengan gigihnya melanjutkan pekerjaan
Menempel kotak mancir
Aku berkata ibu
tidurlah sudah malam
Beok pagi ibu
harus bekerja
Ibu hanya
tersenyum
Dan berkata cepatlah tidur nak.. aku tidak penat
Ketika Kebohongan ibu yang ke tiga...
Ketika ujian tiba ibu memintaku kerja
Supaya bisa menemaniku pergi hujan
Ketika hari sudah siang matahari mulai
Menyinari yang tegar dan gigih
Menungguku dibawah terik mamahari
Beberapa jam ketka bunyi lonceng berbunyi
Menandakan ujian telah selesai
Ibu dengan segera menjemputku
Dengan nuangkan teh yang sudah disiapakan dalam botol
Teh yang begitu kental tidak bisa
dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental
Melihat ibu yang
dibanjiri keluh
Aku segera
memberikan gelasku
Untuk ibu sambil
nyuruhnya untuk meminum
Berkata minumlah
na... aku tidak haus...
Kebohongan ibu
yang ke empat
Setelah kepergian ayah karena sakit
Ibu ang yang malam harus
merangkap sebagai ayah dan ibu
Dengan berpegang dengan pekerjaan
Dengan yang dulu
Dia harus membiayai keperluan hidup sendiri
Kehidupan keluarga kita pun
Seakin susuah tiada hari tanpa penderitaan
Melihat kondisi keluarga yang makin parah
Semkin susah dan susah...
Tiada hari tanpa
penderitaan
Mlihat kondisi
keluarga yang makin parah
Adaseseorang
parcik yang baik hati yang tinggal
Didekat rumahku
pun ikut embantuku
Baik masalah besar maupun keciltetangga yang ada disebelah kami
Melihat kehidupan kita yang sengsara
Seiring kali menasehati ibuku
Untuk menikah lagi ..tetapi ibu yang keras kepala
Tidak mengindahkan nasihat mereka
Ibu berkata saya tidak butuh cinta
Kebohongan ibu yang kelima
Dan kami pun berkata terimakasih
Ibu atas semua jasamu
Kami sungguh menyayangimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar